Senin, 23 Mei 2011

DISIPLIN

D I S I P L I N
Didikan , Pronsip dan Lingkungan
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

DISIPLIN adalah sesuatu yang dilaksanakan sesuai dengan aturan dan peraturan yang telah disusun bersama. Untuk menegakkan Disiplin harus mempunyai Tiga Pokok landasan atau dasar diberlakukannya aturan itu yaitu Didikan, Prinsip dan Lingkungan.
Bila salah satu dari tiga pokok itu tidak ada, kedisiplinan itu tidak akan berjalan sebagaimana yang kita harapkan dan kita tidak dikatakan orang yang disipliner atau biasa juga disebut “ kurang ajar “.
Tiga Pokok dari Disiplin adalah sebagai berikut :

1.Didikan yaitu suatu proses memperoleh ilmu pendidikan atau pengetahuan yang wajib dituntut oleh setiap makhluk manusia di dunia ini, baik Ilmu Agama maupun Ilmu Umum. Tanpa didikan, seseorang tidak dapat berilmu pengetahuan yang akhirnya tidak akan berdisiplin, karena orang yang berdisiplin itu adalah orang yang berilmu pengetahuan. Bila kita tidak berilmu pengetahuan, kita tidak akan tahu bersopan santun, berakhlaq mulia, berbudi luhur, bermoral, bersifat da sikap yang jujur, mulia serta adil bijaksana. Orang yang berpendidikan akan berperikemanusiaan, berhikmah kebijaksanaan, bermusyawarah perwakilan dan berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Banyak diantara kita sekarang yang berpendidikan, tetapi tidak mempergunakan ilmu pengetahuan nya untuk berdisiplin karena dibawa oleh hembusan hawa nafsu. Ada yang melanggar disiplin waktu, disiplin bertugas,bekerja,berusaha,memimpin dan lainnya.

2.Prinsip yaitu sifat dan sikap menghadapi sesuatu masalah yang timbul. Setiap manusia haruslah berprinsip istiqomah dan teguh pendirian dan tidak mudah digoyang oleh orang lain. Adakalanya prisip itu harus tegas lugas dan tegap serta kukuh kuat dan adapula kalanya lemah lembut, karena melihat situasi dan kondisi.
Bila orang mendatangkan api kepada kita, jangan disambut dengan minyak sebab dia akan marak dan menyala besar, tetapi sambutlah dengan air yang memadamkan api. Jika ada orang yang memberikan fitnah kepada kita, siasati dan jelujuri kebenarannya dan selidiki sumber beritanya, apa itu benar atau hanya mengada-ada dan kita tetap teguh pada pendirian bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
Janganlah kita bersifat seperti kayuara, dimana angin berembus kesitu dia akan terkulai dan melambai, tapi contohlah terumbu karang dilautan yang tetap tegar dihempas ombak dan gelombang besar. Setiap prinsip harus ditanak masak-masak, direbus matang-matang, dibalik-balik dan di “ tungkuik cilantantangkan “ dengan fikiran yang waras dan sehat.
Jangan kita mudah menerima suatu pemberitaan dan langsung berperinsip menindak lanjuti, tetapi telusurilah lebih dahulu benar tidaknya pembertaan itu.

3.Lingkungan adalah tempat melaksanakan Disiplin itu ditegakkan. Bila berada dilingkungan yang berpendidikan dan teguh berperinsip, disiplin itu akan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Bila lingkungan mendukung (kondusif), kita akan senang menerapkan disiplin yang akan kita jalankan.
Sebagai contoh kita akan menegakkan disiplin bahwa setiap rumah agar memakai pagar setidaknya halaman rumah, tetapi semua ternak ditertibkan dengan mengadakan kandangnya masing-masing. Bila kita disekolahan menegakkan disiplin supaya anak-anak tidak dibenarkan berkeliaran keluar lingkungan sekolah haruslah didukung dengan lingkungan sekolah yang berpagar baik dan tertib serta pelaksanaan aturan dan peraturan didukung oleh semua guru-gurunya.
Sehubungan dengan penulis adalah penghuni sebuah Kantin Sekolah di SMP Negeri 1 Natal, menceritakan keadaan di Kansek yang mana berkaitan dengan tulisan DISIPLIN diatas. Setelah adanya pembuatan pintu bagian Utara sebelah atas (belakang ruang media), keadaan semakin parah dan siswa yang datang berbelanja jauh berkurang, disamping adanya tempat jualan yang hanya berjarak 1 meter dari pintu ruang kelas (VII.c). Pada saat istirahat, para siswa lebih suka keluar pagar terutama dari pintu Utara dan celah pagar yang rusak di bagian Selatan (Gambar 1 dan 3 ),bahkan anak-anak ada juga yang sampai hitungan ratusan meter jauhnya keluar dari lingkungan sekolah. Ironisnya lagi didalam kelas VII bagaikan restoran karena disamping anak-anak membawa bontot juga membeli jualan ditempat berjarak 1 meter itu karena tidak disediakan tempat duduk (Gambar 2) . Inilah gambaran pelaksanaan disiplin di SMP Negeri 1 Natal.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan salut dan angkat topi kepada Bapak Drs.Zulham Syahputra sebagai Bapak Penegak Disiplin di SMPN 1 Natal dan diteruskan oleh Bapak Drs.Oloan Nasution hingga kepindahannya menjadi Kepala SMK Negeri 7 Madina.
Kapankah disiplin itu kembali tegak di SMPN 1 Natal ??? Entahlah …..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar