D I S I P L I N
Didikan , Pronsip dan Lingkungan
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako
DISIPLIN adalah sesuatu yang dilaksanakan sesuai dengan aturan dan peraturan yang telah disusun bersama. Untuk menegakkan Disiplin harus mempunyai Tiga Pokok landasan atau dasar diberlakukannya aturan itu yaitu Didikan, Prinsip dan Lingkungan.
Bila salah satu dari tiga pokok itu tidak ada, kedisiplinan itu tidak akan berjalan sebagaimana yang kita harapkan dan kita tidak dikatakan orang yang disipliner atau biasa juga disebut “ kurang ajar “.
Tiga Pokok dari Disiplin adalah sebagai berikut :
1.Didikan yaitu suatu proses memperoleh ilmu pendidikan atau pengetahuan yang wajib dituntut oleh setiap makhluk manusia di dunia ini, baik Ilmu Agama maupun Ilmu Umum. Tanpa didikan, seseorang tidak dapat berilmu pengetahuan yang akhirnya tidak akan berdisiplin, karena orang yang berdisiplin itu adalah orang yang berilmu pengetahuan. Bila kita tidak berilmu pengetahuan, kita tidak akan tahu bersopan santun, berakhlaq mulia, berbudi luhur, bermoral, bersifat da sikap yang jujur, mulia serta adil bijaksana. Orang yang berpendidikan akan berperikemanusiaan, berhikmah kebijaksanaan, bermusyawarah perwakilan dan berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Banyak diantara kita sekarang yang berpendidikan, tetapi tidak mempergunakan ilmu pengetahuan nya untuk berdisiplin karena dibawa oleh hembusan hawa nafsu. Ada yang melanggar disiplin waktu, disiplin bertugas,bekerja,berusaha,memimpin dan lainnya.
2.Prinsip yaitu sifat dan sikap menghadapi sesuatu masalah yang timbul. Setiap manusia haruslah berprinsip istiqomah dan teguh pendirian dan tidak mudah digoyang oleh orang lain. Adakalanya prisip itu harus tegas lugas dan tegap serta kukuh kuat dan adapula kalanya lemah lembut, karena melihat situasi dan kondisi.
Bila orang mendatangkan api kepada kita, jangan disambut dengan minyak sebab dia akan marak dan menyala besar, tetapi sambutlah dengan air yang memadamkan api. Jika ada orang yang memberikan fitnah kepada kita, siasati dan jelujuri kebenarannya dan selidiki sumber beritanya, apa itu benar atau hanya mengada-ada dan kita tetap teguh pada pendirian bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
Janganlah kita bersifat seperti kayuara, dimana angin berembus kesitu dia akan terkulai dan melambai, tapi contohlah terumbu karang dilautan yang tetap tegar dihempas ombak dan gelombang besar. Setiap prinsip harus ditanak masak-masak, direbus matang-matang, dibalik-balik dan di “ tungkuik cilantantangkan “ dengan fikiran yang waras dan sehat.
Jangan kita mudah menerima suatu pemberitaan dan langsung berperinsip menindak lanjuti, tetapi telusurilah lebih dahulu benar tidaknya pembertaan itu.
3.Lingkungan adalah tempat melaksanakan Disiplin itu ditegakkan. Bila berada dilingkungan yang berpendidikan dan teguh berperinsip, disiplin itu akan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Bila lingkungan mendukung (kondusif), kita akan senang menerapkan disiplin yang akan kita jalankan.
Sebagai contoh kita akan menegakkan disiplin bahwa setiap rumah agar memakai pagar setidaknya halaman rumah, tetapi semua ternak ditertibkan dengan mengadakan kandangnya masing-masing. Bila kita disekolahan menegakkan disiplin supaya anak-anak tidak dibenarkan berkeliaran keluar lingkungan sekolah haruslah didukung dengan lingkungan sekolah yang berpagar baik dan tertib serta pelaksanaan aturan dan peraturan didukung oleh semua guru-gurunya.
Sehubungan dengan penulis adalah penghuni sebuah Kantin Sekolah di SMP Negeri 1 Natal, menceritakan keadaan di Kansek yang mana berkaitan dengan tulisan DISIPLIN diatas. Setelah adanya pembuatan pintu bagian Utara sebelah atas (belakang ruang media), keadaan semakin parah dan siswa yang datang berbelanja jauh berkurang, disamping adanya tempat jualan yang hanya berjarak 1 meter dari pintu ruang kelas (VII.c). Pada saat istirahat, para siswa lebih suka keluar pagar terutama dari pintu Utara dan celah pagar yang rusak di bagian Selatan (Gambar 1 dan 3 ),bahkan anak-anak ada juga yang sampai hitungan ratusan meter jauhnya keluar dari lingkungan sekolah. Ironisnya lagi didalam kelas VII bagaikan restoran karena disamping anak-anak membawa bontot juga membeli jualan ditempat berjarak 1 meter itu karena tidak disediakan tempat duduk (Gambar 2) . Inilah gambaran pelaksanaan disiplin di SMP Negeri 1 Natal.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan salut dan angkat topi kepada Bapak Drs.Zulham Syahputra sebagai Bapak Penegak Disiplin di SMPN 1 Natal dan diteruskan oleh Bapak Drs.Oloan Nasution hingga kepindahannya menjadi Kepala SMK Negeri 7 Madina.
Kapankah disiplin itu kembali tegak di SMPN 1 Natal ??? Entahlah …..
Senin, 23 Mei 2011
Rabu, 18 Mei 2011
100 ARJUNA MANTRA
100 ARJUNA & ARENA MANTRA
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako
Arjuna dan Mantra dalam bahasa Indonesia adalah nama seorang tokoh pewayangan di ranah Betawi dan suatu bacaan-bacaan yang dibacakan oleh seorang dukun/thabib yang sekarang disebut orang pintar. Tetapi dalam tulisan ini adalah singkatan dari Aneka Ragam Juadah Nata (ARJUNA),Aneka Resep Nata (ARENA) dalam Masakan Tradisional (MANTRA) di Ranah Nata.
Di Ranah Nata bermacam ragam masakan tradisional yang sampai sekarang masih ada dan sebagian sudah hilang di ranah kelahirannya. Adapun masakan tradisional Ranah Nata tersebut, 100 macam diantaranya adalah sebagai berikut ;
1. KATUPEK NASI , adalah sejenis makanan atau juadah utama di Ranah Nata yaitu sebuah kemasan masakan nasi dengan lauknya. Katupek Nasi yaitu terbuat dari beras yang dibungkus dengan sarangnya dari anyaman daun kelapa,nipah atau enau yang ber bentuk sudut lancip dan siku-siku, sedangkan lauknya dibungkus dengan daun pisang dan diselipkan diantara anyaman dibagian atas disamping tangkainya. Masakan ini dimasak dengan air biasa.
2. KATUPEK SIPULUIK ,terbuat dari beras ketan/pulut yang dibung kus dengan anyaman daun kelapa.nipah atau enau yang berbentuk sudut lancip ke empat sudutnya. Masakan ini dimasak dengan merebus dan menggonseng atau menggorengnya dalam wajan/kuali.
3. KATUPEK BASANTAN ,sama halnya dengan masakan katupek sipuluik, tapi dimasak dengan santan kelapa. Adapun lauknya terdapat dua corak yaitu ada yang dibuat didalam piring dan ada yang dibungkus dengan daun pisang seperti katupek nasi.
4. DOGANG AYIE , yaitu masakan yang terbuat dari tepung sagu dengan menggonsengnya dalam kuali semacam masakan tradisional dari bahan sagu yang dimasak dengan air.
5. DOGANG SANTAN , yaitu tepung sagu yang dimasak dengan santan.
6. CINDOBO / ANAK BUBUIK , yaitu tepung sagu yang ditanak dengan air gula,kemudian dibulat-bulatkan sebesar genggaman telapak tangan dan kemudian ditaburi dengan kelapa parutan.
7. GUDIE , yaitu masakan tepung sagu yang kental, kemudian dibulat- bulat sebesar kelerang, kemudian diberi kuah air santan bergula enau, mirip seperti masakan cendol.
8. KARAK-KARAK , yaitu masakan tepung sagu yang dicampur dengan kelapa muda yang diparut. Kemudian digonseng dalam kuali dan setelah masak, lalu digulung dan dibagian tengahnya ditaruh sepotong gula enau/aren.
9. LEMPIENG , yaitu masakan tepung sagu yang dicampur dengan gula dan pisang buai/ambon atau pisang gambuong,lalu digonseng di kuali dengan beralas daun pisang.
10. LOMPONG ,yaitu tepung sagu seperti halnya lempieng, tapi dibungkus dengan daun rumbia, lalu di masak diatas bara api.
11. GODOK-GODOK ,yaitu tepung sagu yang dicampur dengan gula aren dan kelapa parutan ditambah dengan pisang, lalu digoreng.
12. SAGUN BAKAR ,yaitu adonan tepung sagu yang dicampu dengan kelapa parutan, lalu dibakar dalam kuali dan dibentuk persegi panjang.
13. SAGUN-SAGUN ,yaitu adonan tepung sagu seperti halnya sagun baker,tetapi digonseng hingga kuning (masak),lalu dibungkus dengan gulungan kertas atau kantong plastic.
14. JUADAH MAYANG , yaitu adonan tepung sagu yang dibentuk seperti kerupuk, kemudian digoreng dan dilumuri dengan air gula aren.
15. LAPEK BAINTI , terbuat dari tepung pulut dan dibagian tengahnya di buat inti yaitu kelapa parutan yang diberi dengan air gula,lalu di bungkus dengan daun pisang berbentuk bulat,kemudian dibagian luar masakan dan diluar bungkus ditaburi dengan sari santan.
16. LAPEK TANGGULI ,terbuat dari tepung pulut yang dicampur dengan santan dan air gula aren (tangguli),lalu dibungkus seperti balok bulat dengan daun pisang.
17. LAPEK UBI ,terbuat dari ubi singkong yang diadon dengan air gula bersantan dan dibungkus dengan daun pisang,lalu dimasak dengan uap gelegak air yang mendidih didalam dandang.
18. LAPEK SIBUOK ,sama halnya dengan lapek ubi,tetapi bungkusnya tanggung dan sebagian ada yang kelihatan isinya.
19. LAPEK PAKU LAUIK ,yaitu terbuat dari tepung buah pakis laut tanpa diberi bergula, sebab tepungnya sudah berasa manis.
20. LAPEK BUGIH , sama halnya dengan lepat lainnya,Cuma air gulalnya adalah dari gula pasir.
21. PANGGANG PACAK yaitu masakan ikan tertentu yang diberi bumbu khusus, lalu dipanggang diatas uap panasnya bara api, lalu dipercikkan air santan kelapa hingga masakan tersebut masak. Hal ini juga dapat dibuat pada masakan ayam dan lainnya.
22. SANOK yaitu masakan buahan yang dimasak dengan air santan dan gula yang dibumbui dengan jahe,adas,kulit manis dan cengkeh.
23. KOLAK yaitu rebusan buahan yang dimasak dengan air gula aren.
24. KACILI yaitu rebusan buahan yang dimasak dengan air gula pasir dan gorengan bawang seperti halnya sop.
25. KAKEK yaitu masakan buahan yang dicampur dengan air gula aren bersantan tanpa dimasak.
26. KATAN yaitu masakan pulut yang dicampur dengan kelapa parutan dan sepotong gula aren.
27. NASI TUEI yaitu masakan rebusan beras pulut dengan berkuah air gula aren.
28. NASI KUNIK yaitu beras pulut yang dimasak dengan air santan yang diberi bumbu air kunyit.
29. NASI BAGULI yaitu beras yang dimasak dengan air santan dicampur dengan bumbu bawang,cabe dan cengkeh.
30. SARANG BAREH yaitu tepung beras yang diadon dengan santan lalu dimasak dengan panasnya kuali,kemudian dibuat kuah yang kental dengan bumbu adas,cengkeh dalam campuran santan dan air gula aren.
31. SARANG BALAM yaitu potong-potongan halus bagai lidi dari ubui kayu yang digoreng,kemudian dilumuri dengan air gula yang kental.
32. ALU PADEH yaitu adonan tepung pulut yang dicampur dengan santan,gula aren dan jahe, lalu dibulatkan bagaikan sepotong balok kecil dan dilumuri dengan tepung.
33. PINDUKUIK yaitu tepung beras yang diadon dengan air santan dan air gula pasir, lalu dimasak dalam kuali.
34. PINJARAM serupa dengan pindukuik,tapi dibagian tengahnya dibu at adonan air santan dengan air gula aren.
35. NASI LAMAK yaitu beras pulut yang ditanak dengan santan.
36. SARI KAYO yaitu nasi lamak yang ditambah diatasnya dengan masakan santai dan gula aren yang dikentalkan.
37. LAMANG BULUOH yaitu beras pulut yang dimasak didalam ruas bambu dengan air santan kelapa dan pada bagian antara bambu dengan beras pulut dialas dengan daun pucuk pisang.
38. LAMANG DAUN yaitu lemang yang dibungkus dengan daun pisang dan bagian tengahnya dibuat inti yaitu kelapa parut bercampur gula aren, lalu dimasak dengan panasnya kuali.
39. PARUIK AYAM yaitu adonan tepung sagu dicampur dengan santan dan pisang, lalu digoreng dan dilumuri dengan air gula yang kental.
40. GOLONG-GOLONG yaitu adonan tepung pulut dengan kelapa parut, lalu dibuat seperti lingkaran,kemudian digoreng dan dilumuri dengan air gula aren atau gula pasir.
41. KABEK KAYU yaitu buah ubi singkong yang dipotong-potong seperti potongan kayu, lalu digoreng dan dilumuri dengan air gula kental, kemudian di ikat seperti mengikat kayu baker.
42. PUTU KARIENG yaitu tepung beras yang diadon dengan air gula pasir dan santan, lalu dikukus hingga masak.
43. LAMAK TAPUONG yaitu tepung pulut yang dicampur dengan kelapa parut dan ricihan gula aren, lalu dicetak.
44. CETAKAN yaitu tepung pulut seperti halnya lamak tapuong tapi setelah dicetak lalu dimasak dalam panasnya kuali.
45. PANGEK yaitu buah yang dimasak dengan air santai dan air gula aren sehingga kental.
46. PALEI yaitu sambal lauk yang dimasak dalam bungkusan daun ubi kayu dan dibungkus dengan daun pisang, lalu dimasak dalam panasnya kuali. Adonan kebanyak bumbunya kunyit dan gilingan kelapa parut serta cabe dan lainnya.
47. ANYANG sejenis masakan urap, tapi bumbunya gonsengan kelapa yang digiling halus seperti kalio.
48. KUE TALAM yaitu tepung kanji/ubi singkong yang dimasak dengan air gula aren yang dimasukkan kedalam talam,kemudian bagian atasnya ditambah dengan adonan santan dan tepung yang dimasak kental lunak. Selanjutnya dipotong-potong seperti trapezium.
49. KUE BIKA yaitu tepung beras yang dicampur dengan kelapa parut dan air gula aren,lalu diperam dalam satu malam. Kemudian barus dikukus dengan panas api yang dibuat pada bagian atas baboa dan panasnya api dan asap api dibawah baboa,
50. KUE BONGKO , yaitu tepung beras yang dimasak dengan santan dan gula aren, lalu dimasukkan dalam bungkusan daun pisang, kemudian dikukus dalam dandang. Setelah masak diberi kuah air gula.
51. LUPI yaitu beras pulut yang dicampur dengan kelapa parut,lalu dikukus didalam bungkusan daun pisang yang berbentuk segi tiga, kemudian dikupas dan diberi air gula.
52. KUE GARDA yaitu adonan tepung beras dengan santan dan air gula aren, lalu dikukus. Setelah masak dipotong dengan tambahan pemakannya adalah kelapa parutan.
53. KUE MANGKUOK yaitu adonan seperti kue garda, tetapi dituang di dalam mangkok kaca.
54. KUE SAPIK yaitu adonan tepung beras yang dicampur dengan santan dan bumbu adas manis dan ketumbar, kemudian dibakar didalam jepitan cetakan dua buah belahan besi bertangkai.
55. WAJIK yaitu masakan beras pulut yang dicampu dengan gula aren, kemudiab dikeringkan didalam talam atau bungkusan daun pandan.
56. CANGKULELEK yaitu gonsengan kacang padi yang dicampur dengan air gula aren.
57. KACANG TOJIN yaitu kacang tanah yang direndam lalu dikupas kulit arinya,lalu digoreng bersama bumbu bawang dan ikan teri kecil (bada kacemui).
58. PEYEK yaitu tepung beras yang dicampur dengan kacang tanah yang dikupas, lalu digoreng dengan bumbu kunyit,cabe,bawang dan saladri.
59. SALA UDANG hal yang sama dengan peyek yang campurannya bukan kacang tanah ,tetapi udang.
60. GORIENG BARAKIK , yaitu pisang timbatu (kapok) yang disayat-sayat kemudian dirakit diatas daun kuini, baru digoreng.
61. JARUOK yaitu masakan gulai yang bumbunya ditambah dengan alba dan gonsengan kelapa parut dengan buahan tertentu (terung).
62. KALIO yaitu masakan yang sama dengan jaruok, tetapi tidak di campur dengan alba.
63. LATUO BAWANG yaitu gulai ikan goring, dimana sebelum digulai terlebih dahulu menggoreng bawang, lalu dimasukkan bumbu gulai dan lauknya.
64. PINDANG yaitu gulai yang sama dengan latuo bawang, tetapi tidak digoreng bawangnya duluan dan gulai dicampur dengan laksa.
65. TUMBANG yaitu rebusan buah yang dipadu dengan gula aren dan kelapa parut.
66. TUMBANG BAGORIENG yaitu masakan tumbang yang digoreng.
67. UNJAM yaitu sayuran yang dicelupkan dalam gulai yang sedang menggelegak/mendidih.
68. MASAM PADEH yaitu gulai tanpa santan dan sedikit cabe.
69. SINGGANG yaitu gulai bersantan tanpa cabe.
70. RANDANG KARIENG yaitu gulai/sambal yang digoreng dengan bumbu sambal kelapa parut dan santan,dimasak hingga kering.
71. RANDANG LAMBOK ,rending yang serupa dengan randang karieng, tetapi tidak sampai kering.
72. SAMBA LADO yaitu cabe gilingan tanpa dimasak.
73. SAMBA GORIENG yaitu samba lado yang digoreng.
74. SAMBA PATI SANTAN yaitu samba lado yang dicampur dengan kelapa parut yang digiling halus, dimasak dengan santan.
75. SAMBA TUKTUK yaitu sambal cabe yang dicampur dengan ikan kering yang dibakar tanpa dimasak.
76. SAMBA BAMIAK yaitu sambal tuktuk yang digoreng.
77. SAMBA KARAMBIE yaitu sambal cabe yang dicampur dengan kelapa parut berbawang digiling agak kasar tanpa dimasak.
78. RORO yaitu ikan yang dikeringkan dengan panasnya kuali.
79. SAMBAM yaitu ikan yang dikeringkan dengan panasnya bara api.
80. PANGGANG yaitu ikan yang langsung dibakar dalam bara api.
81. SANGKOYA yaitu tepung pulut yang kasar dicampur dengan gula aren parut, lalu dikukus dalam dandang.
82. BUDU ASIN yaitu ikan yang diperam dalam air garam, lalu dijemur hingga kering.
83. RANDUO yaitu masakan yang dimasak dengan memasukkannya ke dalam masakan nasi yang hamper masak.
84. GULEI SIRAH yaitu lauk yang digulai dengan cabe merah.
85. GULEI PUTIEH yaitu lauk yang digulai dengan santan tanpa cabe.
86. BATIE yaitu buahan yang dimasak dalam panasnya pasir dalam kualu, kemudian dipadu dalam larutan air gula aren.
87. ABUI AYIE yaitu sayuran yang direbus dengan air biasa.
88. ABUI SANTAN yaitu sayuran yang direbus dengan air santan.
89. UWOK yaitu sayuran yang dimasak dalam dalam gelegak nasi mendidih.
90. BUAH BOTOK yaitu sayuran daun ubi singkong yang dicampur dengan udang kecil (udang barieng) atau ikan kering yang dibungkus dengan daunt alas.
91. GULEI PARANCA yaitu gulai sayuran yang dicampur dengan ikan.
92. GALAMEI yaitu tepung beras pulut yang dicampur dengan gula aren dan santan, lalu dimasak dalam kuali hingga beku.
93. ONDEH-ONDEH yaitu tepung beras pulut yang dicampur dengan kelapa parut dan didalamnya diberi inti gula aren, lalu dikukus dan setelah masak dilumuri dengan kelapa parut.
94. TAPEI yaitu beras pulut atau ubi kayu yang dicampur dengan ragi dan air gula pasir, lalu diperam dalam beberapa hari.
95. RIPIK yaitu buah pisang mentah yang disayat-sayat, kemudian dijemur dan digoreng, lalu dilumuri dengan air gula aren atau gula pasir.
96. KUE BAWANG yaitu tepung beras yang dicampur dengan bawang, lalu dimasak seperti memasak kue sapik.
97. TUMI yaitu gulai buahan yang dimasak dengan bumbu kebanyakan kunyit dan dirancah dengan telur ayam atau lainnya, dimasak dalam kuali dengan minyak hingga kental.
98. KANJI CICIE yaitu tepung beras atau sagu yang dimasak dengan santan dan gula, lalu ditiriskan dalam seng yang sudah dilobangi seperti cendol. Kemudian diberi berkuan air gula aren bersantan.
99. GULEI AMBU-AMBU yaitu gulai lauk yang ditambah dengan bumbu yaitu gonsengan kelapa parut yang digiling halus.
100. KUE KANARI yaitu tepung sagu yang dicampur dengan kelapa parut, lalu dimasak diatas panasnya kuali.
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako
Arjuna dan Mantra dalam bahasa Indonesia adalah nama seorang tokoh pewayangan di ranah Betawi dan suatu bacaan-bacaan yang dibacakan oleh seorang dukun/thabib yang sekarang disebut orang pintar. Tetapi dalam tulisan ini adalah singkatan dari Aneka Ragam Juadah Nata (ARJUNA),Aneka Resep Nata (ARENA) dalam Masakan Tradisional (MANTRA) di Ranah Nata.
Di Ranah Nata bermacam ragam masakan tradisional yang sampai sekarang masih ada dan sebagian sudah hilang di ranah kelahirannya. Adapun masakan tradisional Ranah Nata tersebut, 100 macam diantaranya adalah sebagai berikut ;
1. KATUPEK NASI , adalah sejenis makanan atau juadah utama di Ranah Nata yaitu sebuah kemasan masakan nasi dengan lauknya. Katupek Nasi yaitu terbuat dari beras yang dibungkus dengan sarangnya dari anyaman daun kelapa,nipah atau enau yang ber bentuk sudut lancip dan siku-siku, sedangkan lauknya dibungkus dengan daun pisang dan diselipkan diantara anyaman dibagian atas disamping tangkainya. Masakan ini dimasak dengan air biasa.
2. KATUPEK SIPULUIK ,terbuat dari beras ketan/pulut yang dibung kus dengan anyaman daun kelapa.nipah atau enau yang berbentuk sudut lancip ke empat sudutnya. Masakan ini dimasak dengan merebus dan menggonseng atau menggorengnya dalam wajan/kuali.
3. KATUPEK BASANTAN ,sama halnya dengan masakan katupek sipuluik, tapi dimasak dengan santan kelapa. Adapun lauknya terdapat dua corak yaitu ada yang dibuat didalam piring dan ada yang dibungkus dengan daun pisang seperti katupek nasi.
4. DOGANG AYIE , yaitu masakan yang terbuat dari tepung sagu dengan menggonsengnya dalam kuali semacam masakan tradisional dari bahan sagu yang dimasak dengan air.
5. DOGANG SANTAN , yaitu tepung sagu yang dimasak dengan santan.
6. CINDOBO / ANAK BUBUIK , yaitu tepung sagu yang ditanak dengan air gula,kemudian dibulat-bulatkan sebesar genggaman telapak tangan dan kemudian ditaburi dengan kelapa parutan.
7. GUDIE , yaitu masakan tepung sagu yang kental, kemudian dibulat- bulat sebesar kelerang, kemudian diberi kuah air santan bergula enau, mirip seperti masakan cendol.
8. KARAK-KARAK , yaitu masakan tepung sagu yang dicampur dengan kelapa muda yang diparut. Kemudian digonseng dalam kuali dan setelah masak, lalu digulung dan dibagian tengahnya ditaruh sepotong gula enau/aren.
9. LEMPIENG , yaitu masakan tepung sagu yang dicampur dengan gula dan pisang buai/ambon atau pisang gambuong,lalu digonseng di kuali dengan beralas daun pisang.
10. LOMPONG ,yaitu tepung sagu seperti halnya lempieng, tapi dibungkus dengan daun rumbia, lalu di masak diatas bara api.
11. GODOK-GODOK ,yaitu tepung sagu yang dicampur dengan gula aren dan kelapa parutan ditambah dengan pisang, lalu digoreng.
12. SAGUN BAKAR ,yaitu adonan tepung sagu yang dicampu dengan kelapa parutan, lalu dibakar dalam kuali dan dibentuk persegi panjang.
13. SAGUN-SAGUN ,yaitu adonan tepung sagu seperti halnya sagun baker,tetapi digonseng hingga kuning (masak),lalu dibungkus dengan gulungan kertas atau kantong plastic.
14. JUADAH MAYANG , yaitu adonan tepung sagu yang dibentuk seperti kerupuk, kemudian digoreng dan dilumuri dengan air gula aren.
15. LAPEK BAINTI , terbuat dari tepung pulut dan dibagian tengahnya di buat inti yaitu kelapa parutan yang diberi dengan air gula,lalu di bungkus dengan daun pisang berbentuk bulat,kemudian dibagian luar masakan dan diluar bungkus ditaburi dengan sari santan.
16. LAPEK TANGGULI ,terbuat dari tepung pulut yang dicampur dengan santan dan air gula aren (tangguli),lalu dibungkus seperti balok bulat dengan daun pisang.
17. LAPEK UBI ,terbuat dari ubi singkong yang diadon dengan air gula bersantan dan dibungkus dengan daun pisang,lalu dimasak dengan uap gelegak air yang mendidih didalam dandang.
18. LAPEK SIBUOK ,sama halnya dengan lapek ubi,tetapi bungkusnya tanggung dan sebagian ada yang kelihatan isinya.
19. LAPEK PAKU LAUIK ,yaitu terbuat dari tepung buah pakis laut tanpa diberi bergula, sebab tepungnya sudah berasa manis.
20. LAPEK BUGIH , sama halnya dengan lepat lainnya,Cuma air gulalnya adalah dari gula pasir.
21. PANGGANG PACAK yaitu masakan ikan tertentu yang diberi bumbu khusus, lalu dipanggang diatas uap panasnya bara api, lalu dipercikkan air santan kelapa hingga masakan tersebut masak. Hal ini juga dapat dibuat pada masakan ayam dan lainnya.
22. SANOK yaitu masakan buahan yang dimasak dengan air santan dan gula yang dibumbui dengan jahe,adas,kulit manis dan cengkeh.
23. KOLAK yaitu rebusan buahan yang dimasak dengan air gula aren.
24. KACILI yaitu rebusan buahan yang dimasak dengan air gula pasir dan gorengan bawang seperti halnya sop.
25. KAKEK yaitu masakan buahan yang dicampur dengan air gula aren bersantan tanpa dimasak.
26. KATAN yaitu masakan pulut yang dicampur dengan kelapa parutan dan sepotong gula aren.
27. NASI TUEI yaitu masakan rebusan beras pulut dengan berkuah air gula aren.
28. NASI KUNIK yaitu beras pulut yang dimasak dengan air santan yang diberi bumbu air kunyit.
29. NASI BAGULI yaitu beras yang dimasak dengan air santan dicampur dengan bumbu bawang,cabe dan cengkeh.
30. SARANG BAREH yaitu tepung beras yang diadon dengan santan lalu dimasak dengan panasnya kuali,kemudian dibuat kuah yang kental dengan bumbu adas,cengkeh dalam campuran santan dan air gula aren.
31. SARANG BALAM yaitu potong-potongan halus bagai lidi dari ubui kayu yang digoreng,kemudian dilumuri dengan air gula yang kental.
32. ALU PADEH yaitu adonan tepung pulut yang dicampur dengan santan,gula aren dan jahe, lalu dibulatkan bagaikan sepotong balok kecil dan dilumuri dengan tepung.
33. PINDUKUIK yaitu tepung beras yang diadon dengan air santan dan air gula pasir, lalu dimasak dalam kuali.
34. PINJARAM serupa dengan pindukuik,tapi dibagian tengahnya dibu at adonan air santan dengan air gula aren.
35. NASI LAMAK yaitu beras pulut yang ditanak dengan santan.
36. SARI KAYO yaitu nasi lamak yang ditambah diatasnya dengan masakan santai dan gula aren yang dikentalkan.
37. LAMANG BULUOH yaitu beras pulut yang dimasak didalam ruas bambu dengan air santan kelapa dan pada bagian antara bambu dengan beras pulut dialas dengan daun pucuk pisang.
38. LAMANG DAUN yaitu lemang yang dibungkus dengan daun pisang dan bagian tengahnya dibuat inti yaitu kelapa parut bercampur gula aren, lalu dimasak dengan panasnya kuali.
39. PARUIK AYAM yaitu adonan tepung sagu dicampur dengan santan dan pisang, lalu digoreng dan dilumuri dengan air gula yang kental.
40. GOLONG-GOLONG yaitu adonan tepung pulut dengan kelapa parut, lalu dibuat seperti lingkaran,kemudian digoreng dan dilumuri dengan air gula aren atau gula pasir.
41. KABEK KAYU yaitu buah ubi singkong yang dipotong-potong seperti potongan kayu, lalu digoreng dan dilumuri dengan air gula kental, kemudian di ikat seperti mengikat kayu baker.
42. PUTU KARIENG yaitu tepung beras yang diadon dengan air gula pasir dan santan, lalu dikukus hingga masak.
43. LAMAK TAPUONG yaitu tepung pulut yang dicampur dengan kelapa parut dan ricihan gula aren, lalu dicetak.
44. CETAKAN yaitu tepung pulut seperti halnya lamak tapuong tapi setelah dicetak lalu dimasak dalam panasnya kuali.
45. PANGEK yaitu buah yang dimasak dengan air santai dan air gula aren sehingga kental.
46. PALEI yaitu sambal lauk yang dimasak dalam bungkusan daun ubi kayu dan dibungkus dengan daun pisang, lalu dimasak dalam panasnya kuali. Adonan kebanyak bumbunya kunyit dan gilingan kelapa parut serta cabe dan lainnya.
47. ANYANG sejenis masakan urap, tapi bumbunya gonsengan kelapa yang digiling halus seperti kalio.
48. KUE TALAM yaitu tepung kanji/ubi singkong yang dimasak dengan air gula aren yang dimasukkan kedalam talam,kemudian bagian atasnya ditambah dengan adonan santan dan tepung yang dimasak kental lunak. Selanjutnya dipotong-potong seperti trapezium.
49. KUE BIKA yaitu tepung beras yang dicampur dengan kelapa parut dan air gula aren,lalu diperam dalam satu malam. Kemudian barus dikukus dengan panas api yang dibuat pada bagian atas baboa dan panasnya api dan asap api dibawah baboa,
50. KUE BONGKO , yaitu tepung beras yang dimasak dengan santan dan gula aren, lalu dimasukkan dalam bungkusan daun pisang, kemudian dikukus dalam dandang. Setelah masak diberi kuah air gula.
51. LUPI yaitu beras pulut yang dicampur dengan kelapa parut,lalu dikukus didalam bungkusan daun pisang yang berbentuk segi tiga, kemudian dikupas dan diberi air gula.
52. KUE GARDA yaitu adonan tepung beras dengan santan dan air gula aren, lalu dikukus. Setelah masak dipotong dengan tambahan pemakannya adalah kelapa parutan.
53. KUE MANGKUOK yaitu adonan seperti kue garda, tetapi dituang di dalam mangkok kaca.
54. KUE SAPIK yaitu adonan tepung beras yang dicampur dengan santan dan bumbu adas manis dan ketumbar, kemudian dibakar didalam jepitan cetakan dua buah belahan besi bertangkai.
55. WAJIK yaitu masakan beras pulut yang dicampu dengan gula aren, kemudiab dikeringkan didalam talam atau bungkusan daun pandan.
56. CANGKULELEK yaitu gonsengan kacang padi yang dicampur dengan air gula aren.
57. KACANG TOJIN yaitu kacang tanah yang direndam lalu dikupas kulit arinya,lalu digoreng bersama bumbu bawang dan ikan teri kecil (bada kacemui).
58. PEYEK yaitu tepung beras yang dicampur dengan kacang tanah yang dikupas, lalu digoreng dengan bumbu kunyit,cabe,bawang dan saladri.
59. SALA UDANG hal yang sama dengan peyek yang campurannya bukan kacang tanah ,tetapi udang.
60. GORIENG BARAKIK , yaitu pisang timbatu (kapok) yang disayat-sayat kemudian dirakit diatas daun kuini, baru digoreng.
61. JARUOK yaitu masakan gulai yang bumbunya ditambah dengan alba dan gonsengan kelapa parut dengan buahan tertentu (terung).
62. KALIO yaitu masakan yang sama dengan jaruok, tetapi tidak di campur dengan alba.
63. LATUO BAWANG yaitu gulai ikan goring, dimana sebelum digulai terlebih dahulu menggoreng bawang, lalu dimasukkan bumbu gulai dan lauknya.
64. PINDANG yaitu gulai yang sama dengan latuo bawang, tetapi tidak digoreng bawangnya duluan dan gulai dicampur dengan laksa.
65. TUMBANG yaitu rebusan buah yang dipadu dengan gula aren dan kelapa parut.
66. TUMBANG BAGORIENG yaitu masakan tumbang yang digoreng.
67. UNJAM yaitu sayuran yang dicelupkan dalam gulai yang sedang menggelegak/mendidih.
68. MASAM PADEH yaitu gulai tanpa santan dan sedikit cabe.
69. SINGGANG yaitu gulai bersantan tanpa cabe.
70. RANDANG KARIENG yaitu gulai/sambal yang digoreng dengan bumbu sambal kelapa parut dan santan,dimasak hingga kering.
71. RANDANG LAMBOK ,rending yang serupa dengan randang karieng, tetapi tidak sampai kering.
72. SAMBA LADO yaitu cabe gilingan tanpa dimasak.
73. SAMBA GORIENG yaitu samba lado yang digoreng.
74. SAMBA PATI SANTAN yaitu samba lado yang dicampur dengan kelapa parut yang digiling halus, dimasak dengan santan.
75. SAMBA TUKTUK yaitu sambal cabe yang dicampur dengan ikan kering yang dibakar tanpa dimasak.
76. SAMBA BAMIAK yaitu sambal tuktuk yang digoreng.
77. SAMBA KARAMBIE yaitu sambal cabe yang dicampur dengan kelapa parut berbawang digiling agak kasar tanpa dimasak.
78. RORO yaitu ikan yang dikeringkan dengan panasnya kuali.
79. SAMBAM yaitu ikan yang dikeringkan dengan panasnya bara api.
80. PANGGANG yaitu ikan yang langsung dibakar dalam bara api.
81. SANGKOYA yaitu tepung pulut yang kasar dicampur dengan gula aren parut, lalu dikukus dalam dandang.
82. BUDU ASIN yaitu ikan yang diperam dalam air garam, lalu dijemur hingga kering.
83. RANDUO yaitu masakan yang dimasak dengan memasukkannya ke dalam masakan nasi yang hamper masak.
84. GULEI SIRAH yaitu lauk yang digulai dengan cabe merah.
85. GULEI PUTIEH yaitu lauk yang digulai dengan santan tanpa cabe.
86. BATIE yaitu buahan yang dimasak dalam panasnya pasir dalam kualu, kemudian dipadu dalam larutan air gula aren.
87. ABUI AYIE yaitu sayuran yang direbus dengan air biasa.
88. ABUI SANTAN yaitu sayuran yang direbus dengan air santan.
89. UWOK yaitu sayuran yang dimasak dalam dalam gelegak nasi mendidih.
90. BUAH BOTOK yaitu sayuran daun ubi singkong yang dicampur dengan udang kecil (udang barieng) atau ikan kering yang dibungkus dengan daunt alas.
91. GULEI PARANCA yaitu gulai sayuran yang dicampur dengan ikan.
92. GALAMEI yaitu tepung beras pulut yang dicampur dengan gula aren dan santan, lalu dimasak dalam kuali hingga beku.
93. ONDEH-ONDEH yaitu tepung beras pulut yang dicampur dengan kelapa parut dan didalamnya diberi inti gula aren, lalu dikukus dan setelah masak dilumuri dengan kelapa parut.
94. TAPEI yaitu beras pulut atau ubi kayu yang dicampur dengan ragi dan air gula pasir, lalu diperam dalam beberapa hari.
95. RIPIK yaitu buah pisang mentah yang disayat-sayat, kemudian dijemur dan digoreng, lalu dilumuri dengan air gula aren atau gula pasir.
96. KUE BAWANG yaitu tepung beras yang dicampur dengan bawang, lalu dimasak seperti memasak kue sapik.
97. TUMI yaitu gulai buahan yang dimasak dengan bumbu kebanyakan kunyit dan dirancah dengan telur ayam atau lainnya, dimasak dalam kuali dengan minyak hingga kental.
98. KANJI CICIE yaitu tepung beras atau sagu yang dimasak dengan santan dan gula, lalu ditiriskan dalam seng yang sudah dilobangi seperti cendol. Kemudian diberi berkuan air gula aren bersantan.
99. GULEI AMBU-AMBU yaitu gulai lauk yang ditambah dengan bumbu yaitu gonsengan kelapa parut yang digiling halus.
100. KUE KANARI yaitu tepung sagu yang dicampur dengan kelapa parut, lalu dimasak diatas panasnya kuali.
Rabu, 04 Mei 2011
LAWAK LARANG
LAWAK LARANG
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana
LAWAK dalam tulisan ini bukan suatu lelucon tapi boleh dibilang dari sisi khusus merupakan lelucon. Begitu juga LARANG bukan berarti tidak diperbolehkan.
LAWAK LARANG adalah salah satu dari sifat atau tingkah laku seseorang didalam bahasa Mesir disebut LAMAK DI AWAK , LAMAK DI URANG,satu diantara empat sifat yang terlaksanakan dari dulu sampai saat sekarang. Adapun sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1.LAWAK LARANG ( LAMAK DIAWAK,LAMAK DIURANG ).
Sifat ini sangat payah dicari saat sekarang ini karena ini adalah tingkah laku atau perangan seorang yang berbudi luhur dan memegang teguh adat istiadat, khususnya di Ranah Nata. Orang tersebut bertingkah laku yang meneyenangkan bagi dirinya dan juga bagi orang banyak dan atas perlakuan nya tidak ada yang meresahkan orang lain bahkan disukai oleh orang banyak lainnya. Para Ulama, Umara dan Cerdik Cendikia sering bersifat Lawak Larang, itupun hanya sebagian saja.
2.LAWAK SARANG ( LAMAK DIAWAK SAKIK DIURANG ).
Sifat ini sangat banyak yang mengagumi karena mencerminkan suatu sikap yang semena-mena dan boleh disebar luaskan karena yang bersangkutan selalu senang. Bisa saja seseorang bersifat Lawak Sarang tanpa memperdulikan atas penderitaan orang lain,asalkan dia tetap senang ( Lamak di Awak). Kenapa tidak !!! Lihatlah betapa banyak dan luasnya tanah adat/ulayat Ranah Nata yang dipakai/dipergunakan/dibeli oleh pengusaha dan dijadikan sebagai lahan perkebunan dengan menyawitkan lahan mata pencaharian penduduk. Lamak diawak diberlakukan demi untuk memperkaya dirinya sendiri diatas penderitaan masyarakat (Sakik di Urang) . Pengusaha meminta atau membeli dari penguasa atas lahan tersebut, sementara sang penguasa semena-mena memberikan hak olah kepada pengusaha dengan imbalan yang berarti dengan cara membuat peta lahan diatas meja tanpa melihat tanah itu,apakah tanah adat/ulayat atau tanah Republik yang diperjuangkan/dibebaskan dari tangan penjajah, sementara penjajah tidak pernah menguasai tanah Ranah Nata, karena tetap berlaku hak adat setempat. Kenapa undang-undang itu dikangkangi demi untuk mensejahterakan para pengusaha dan menderitakan masyarakat miskin yang dhu’afa. Hukum Tanah Adat di zaman penjajahan Inggeris ( Stamford Rafles ), semua tanah adalah kepunyaan raja atau gubernement yang menyewakan tanah itu kepada kepala desa dan kepala desa menyewakannya kepada petani. Berdasarkan ini Rafles menetapkan pajak bumi (landrente).
Pasal 3 Undang- undang Pokok Agraria ( UUPA ) mengatakan bahwa pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat adat,sepanjang menurut kenyataannya masih ada,harus sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara yang berdasarkan atas persekutuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan lain yang lebih tinggi. Kemudian pada pasal 5 disebutkan bahwa hukum agraria itu adalah HUKUM ADAT, sepangjang tidak bertentangan dengan ;
a.kepentingan nasional dan Negara
b.persatuan bangsa
c.sosialisme Indonesia
d.peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan Undang-undang lainnya
e.dan harus bersandar kepada HUKUM AGAMA.
3.SAWAK LARANG ( SAKIK DI AWAK LAMAK DI URANG ).
Selaku manusia, pesakitan yang kita rasakan tidak mungkin menyenangkan bagi orang lain kecuali orang lain itu tidak senang kepada kita disebabkan hasad dan dengki serta iri hati. Orang-orang ini adalah yang sedang mengidap penyakit SMS yaitu Senang Melihat orang Susah). Biasanya ini jarang terjadi dan bila terjadi disebabkan kondisi pesakitan yang di alami, tapi menyenangkan pada oranglain. Pengusaha akan bersenang hati bila masyarakat datang mengais remah disamping meja usahanya yang sedang menghitung keuntungan dari hasil perkebunan atas tanah ulayat tempat/ lahan mata pencarian masyarakat tersebut. Ironis memang, tapi demi untuk mengingkatkan perekonomian masyarakat yaitu masyarakat perusahaan ( bukan masyarakat adat).
4.SAWAK SARANG ( SAKIK DI AWAK SAKIK DI URANG ).
Ini adalah suatu sifat mau senasib dan sepenanggungan karena sama-sama menerima/mengalami penderitaan. Orang lain turut merasakan sakitnya yang kita rasakan, tapi sifat ini sulit ditemui di Ranah Nata pada khususnya. Memang ada yang bersifat Sawak Sarang karena ada sesuatu di balik itu dan mungkin saja “ Ada Udang di Balik Batu “, karena ada maksud tertentu. Mungkin saja karena mengharapkan bantuan dari kita yang sedang menderita dengan menjajinikan suatu kesenangan yang akan dicapai. Bila kita mendukungnya, dia akan memperjuangkan agar penderita an itu biaa berakhir, setelah dia dapat suatu hak kuasa untuk berbuat.
Pada masa Pilkada hal ini banyak terjadi oleh beberapa balon dengan mendekati masyarakat adat yang sedang menderita seperti masyarakat yang sedang berusaha untuk menuntut hak tanah adat/ulayatnya, maka di balon akan merapat dengan syarat harus mendukungnya. Sang Balon dengan bangga berkata “ Bila kalian memilih/mendukung saya, nanti akan saya perjuangkan tuntutan kalian hingga berhasil “. Masyarakat yang awam tentu saja merasa senang dan menetapkan pilihannya kepada balon yang berjanji itu dan memenagkannya dalam Pilkada. Kenyataannya, sudah berapa orangkah yang telah menerima kenyataan itu atas perjuangan yang berjanji diwaktu kampanye itu ???.
Dalam masalah balon itu ada (4) empat status seorang wakil kita saat sekarang ini yaitu ;
1.WAKIL RAKYAT BERSUARA RAKYAT ( WARA SURA ) yaitu seorang wakil rakyat yang berani memperjuangankan atau menyuarakan suara rakyat.
2.WAKIL RAKYAT BERSUARA PARTAI ( WARA SUPAR ) yaitu seorang wakil rakyat yang memperjuangkan suara partainya,walupun orang yang memilihnya bukan berpartai atau bukan itu partainya.
3.WAKIL PARTAI BERSUARA RAKYAT ( WAPAR SURA ) yaitu seorang wakil partai yang menyuarakan suara rakyat. Ini adalah sikap seorang wakil yang ingin membesarkan partainya dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak.
4.WAKIL PARTAI BERSUARA PARTAI ( WAPAR SUPAR ) yaitu seorang wakil partai yang hanya menyuarakan partainya tanpa memperdulikan masyarakat banyak. Hal ini terjadi bukan berasal dari suara dukungan rakyat, tetapi orang yang diangkat partai untuk mewakili partainya.
Itulah beberapa sifat dan sikap disampaikan kiranya kita mempunyai orang yang bersifat LAMAK LARANG dan mempunyai wakil rakyat WARA SURA , agar RANAH NATA menjadi ranah yang TATA NATA PERMATA ( PERMAI, MAJU dan BERTAHTA ) untuk mewujudkan RANAH NATA nan MALAKO ( MADANI, LANCAR & KONDUSIF ) sehingga masyarakatnya menjadi RANAH NATA ( RAKYAT BENAH NASIB & TAHTA ). Baldatun Thayyibatun wa Rabbul Ghafur .Amien Ya Rabbal ‘alamin.
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana
LAWAK dalam tulisan ini bukan suatu lelucon tapi boleh dibilang dari sisi khusus merupakan lelucon. Begitu juga LARANG bukan berarti tidak diperbolehkan.
LAWAK LARANG adalah salah satu dari sifat atau tingkah laku seseorang didalam bahasa Mesir disebut LAMAK DI AWAK , LAMAK DI URANG,satu diantara empat sifat yang terlaksanakan dari dulu sampai saat sekarang. Adapun sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1.LAWAK LARANG ( LAMAK DIAWAK,LAMAK DIURANG ).
Sifat ini sangat payah dicari saat sekarang ini karena ini adalah tingkah laku atau perangan seorang yang berbudi luhur dan memegang teguh adat istiadat, khususnya di Ranah Nata. Orang tersebut bertingkah laku yang meneyenangkan bagi dirinya dan juga bagi orang banyak dan atas perlakuan nya tidak ada yang meresahkan orang lain bahkan disukai oleh orang banyak lainnya. Para Ulama, Umara dan Cerdik Cendikia sering bersifat Lawak Larang, itupun hanya sebagian saja.
2.LAWAK SARANG ( LAMAK DIAWAK SAKIK DIURANG ).
Sifat ini sangat banyak yang mengagumi karena mencerminkan suatu sikap yang semena-mena dan boleh disebar luaskan karena yang bersangkutan selalu senang. Bisa saja seseorang bersifat Lawak Sarang tanpa memperdulikan atas penderitaan orang lain,asalkan dia tetap senang ( Lamak di Awak). Kenapa tidak !!! Lihatlah betapa banyak dan luasnya tanah adat/ulayat Ranah Nata yang dipakai/dipergunakan/dibeli oleh pengusaha dan dijadikan sebagai lahan perkebunan dengan menyawitkan lahan mata pencaharian penduduk. Lamak diawak diberlakukan demi untuk memperkaya dirinya sendiri diatas penderitaan masyarakat (Sakik di Urang) . Pengusaha meminta atau membeli dari penguasa atas lahan tersebut, sementara sang penguasa semena-mena memberikan hak olah kepada pengusaha dengan imbalan yang berarti dengan cara membuat peta lahan diatas meja tanpa melihat tanah itu,apakah tanah adat/ulayat atau tanah Republik yang diperjuangkan/dibebaskan dari tangan penjajah, sementara penjajah tidak pernah menguasai tanah Ranah Nata, karena tetap berlaku hak adat setempat. Kenapa undang-undang itu dikangkangi demi untuk mensejahterakan para pengusaha dan menderitakan masyarakat miskin yang dhu’afa. Hukum Tanah Adat di zaman penjajahan Inggeris ( Stamford Rafles ), semua tanah adalah kepunyaan raja atau gubernement yang menyewakan tanah itu kepada kepala desa dan kepala desa menyewakannya kepada petani. Berdasarkan ini Rafles menetapkan pajak bumi (landrente).
Pasal 3 Undang- undang Pokok Agraria ( UUPA ) mengatakan bahwa pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat adat,sepanjang menurut kenyataannya masih ada,harus sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara yang berdasarkan atas persekutuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan lain yang lebih tinggi. Kemudian pada pasal 5 disebutkan bahwa hukum agraria itu adalah HUKUM ADAT, sepangjang tidak bertentangan dengan ;
a.kepentingan nasional dan Negara
b.persatuan bangsa
c.sosialisme Indonesia
d.peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan Undang-undang lainnya
e.dan harus bersandar kepada HUKUM AGAMA.
3.SAWAK LARANG ( SAKIK DI AWAK LAMAK DI URANG ).
Selaku manusia, pesakitan yang kita rasakan tidak mungkin menyenangkan bagi orang lain kecuali orang lain itu tidak senang kepada kita disebabkan hasad dan dengki serta iri hati. Orang-orang ini adalah yang sedang mengidap penyakit SMS yaitu Senang Melihat orang Susah). Biasanya ini jarang terjadi dan bila terjadi disebabkan kondisi pesakitan yang di alami, tapi menyenangkan pada oranglain. Pengusaha akan bersenang hati bila masyarakat datang mengais remah disamping meja usahanya yang sedang menghitung keuntungan dari hasil perkebunan atas tanah ulayat tempat/ lahan mata pencarian masyarakat tersebut. Ironis memang, tapi demi untuk mengingkatkan perekonomian masyarakat yaitu masyarakat perusahaan ( bukan masyarakat adat).
4.SAWAK SARANG ( SAKIK DI AWAK SAKIK DI URANG ).
Ini adalah suatu sifat mau senasib dan sepenanggungan karena sama-sama menerima/mengalami penderitaan. Orang lain turut merasakan sakitnya yang kita rasakan, tapi sifat ini sulit ditemui di Ranah Nata pada khususnya. Memang ada yang bersifat Sawak Sarang karena ada sesuatu di balik itu dan mungkin saja “ Ada Udang di Balik Batu “, karena ada maksud tertentu. Mungkin saja karena mengharapkan bantuan dari kita yang sedang menderita dengan menjajinikan suatu kesenangan yang akan dicapai. Bila kita mendukungnya, dia akan memperjuangkan agar penderita an itu biaa berakhir, setelah dia dapat suatu hak kuasa untuk berbuat.
Pada masa Pilkada hal ini banyak terjadi oleh beberapa balon dengan mendekati masyarakat adat yang sedang menderita seperti masyarakat yang sedang berusaha untuk menuntut hak tanah adat/ulayatnya, maka di balon akan merapat dengan syarat harus mendukungnya. Sang Balon dengan bangga berkata “ Bila kalian memilih/mendukung saya, nanti akan saya perjuangkan tuntutan kalian hingga berhasil “. Masyarakat yang awam tentu saja merasa senang dan menetapkan pilihannya kepada balon yang berjanji itu dan memenagkannya dalam Pilkada. Kenyataannya, sudah berapa orangkah yang telah menerima kenyataan itu atas perjuangan yang berjanji diwaktu kampanye itu ???.
Dalam masalah balon itu ada (4) empat status seorang wakil kita saat sekarang ini yaitu ;
1.WAKIL RAKYAT BERSUARA RAKYAT ( WARA SURA ) yaitu seorang wakil rakyat yang berani memperjuangankan atau menyuarakan suara rakyat.
2.WAKIL RAKYAT BERSUARA PARTAI ( WARA SUPAR ) yaitu seorang wakil rakyat yang memperjuangkan suara partainya,walupun orang yang memilihnya bukan berpartai atau bukan itu partainya.
3.WAKIL PARTAI BERSUARA RAKYAT ( WAPAR SURA ) yaitu seorang wakil partai yang menyuarakan suara rakyat. Ini adalah sikap seorang wakil yang ingin membesarkan partainya dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak.
4.WAKIL PARTAI BERSUARA PARTAI ( WAPAR SUPAR ) yaitu seorang wakil partai yang hanya menyuarakan partainya tanpa memperdulikan masyarakat banyak. Hal ini terjadi bukan berasal dari suara dukungan rakyat, tetapi orang yang diangkat partai untuk mewakili partainya.
Itulah beberapa sifat dan sikap disampaikan kiranya kita mempunyai orang yang bersifat LAMAK LARANG dan mempunyai wakil rakyat WARA SURA , agar RANAH NATA menjadi ranah yang TATA NATA PERMATA ( PERMAI, MAJU dan BERTAHTA ) untuk mewujudkan RANAH NATA nan MALAKO ( MADANI, LANCAR & KONDUSIF ) sehingga masyarakatnya menjadi RANAH NATA ( RAKYAT BENAH NASIB & TAHTA ). Baldatun Thayyibatun wa Rabbul Ghafur .Amien Ya Rabbal ‘alamin.
Selasa, 03 Mei 2011
TUJUH CARA KORUPSI
TUJUH CARA KORUPTOR
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana
Di alam Ranah Nata khususnya dan di Indonesia pada umumnya terdapat tujuh cara untuk menjadi seorang bintang korupsi, disamping begitu banyaknya cara-cara lain yang melaksanakan korupsi waktu termasuk yang makan gaji buta. Berbagai cara telah dan sedang dilakukan untuk menjadi seorang koruptor, tujuh diantaranya adalah Adu Tala,Adu Banta,Tata Arus,Asi Bapa,Asi Baba, Alang Babi dan Ampot Bela yaitu ;1.ADU TALA ( AMBIL DULU TANPA MINTA ).
Adu Tala banyak dilakukan oleh penguasa dan pengusaha, dimana tanah adat/ulayat, tanpa di minta kepada Datuk dan Masyarakat Adatnya, mereka mengambil dan menguasainya serta menyawitkan lahan mata pencaharain masyarakat/rakyat tersebut.
Hal serupa dengan Adu Tala terjadi dimana-mana, dengan alas an ambil dulu (pakai), lalu melenyapkannya dengan berbagai cara menutupi agar tidak diketahui bahwa itu di ambilnya.
2.ADU BANTA ( AMBIL DULU BARU MINTA).
Adu Banta banyak dilakukan oleh kaum Hawa dimana untuk meminta sesuatu dia mengambilnya lebih dahulu. Hal ini sering terjadi dalam pengambilan tanaman di sawah ladang,kebun dan pekarangan rumah seperti tanaman bumbu dapur dengan cara dalam kata “cako bo ambiek batang kamumu, ma imbou ambo indak manyauik do “. Akhirnya si empunya tanaman berkata “ indak baa tu do, ambiek sajo la “.
3.TATA ARUS (TANPA DIMINTA AMBIL TERUS).
Tata Arus banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah yaitu ketika musim buah seperti mangga, mangga dodo,marapalam,pauoh,kuini,ambacang,durian dll. Tanpa meminta mereka mengambil buah-buahan diambil dan kadang berebutan mengambilnya ketika jatuh buah- buahana tersebut. Ini adalah kesalahan para orangtua dan terkadang orangtuanya menyuruh anaknya untuk pergi mencari buahan tersebut dikarenakan keadaan ekonomi yang parah.
4.ASI BAPA (AMBIL SIMPAN BARU PAKAI).
Asi Bapa banyak terjadi pada mereka yang memegang uang (Bendahara) dimana dalam mencapai bintang korupsi, dia mengambilnya dan menyimpannya dan bila tidak ketahuan, barulah uang tersebut dipakai. Selanjutnya diadakan rekayasa surat pertanggungjawaban agar tidak ketahuan, kemudian baru dipakai untuk kepentingan pribadinya atau untuk anak isterinya guna membesarkan anak-anaknya dengan uang haram tersebut.
5.ASI BABA (AMBIL SIMPAN BARU BAGI).
Asi Baba adalah suatu persengkongkolan atasan dengan bawahannya dimana mereka mengambil dan menyimpan lebih dahulu dan setelah direkaya surat pertanggungjawabannya, baru uang tersebut mereka bagi-bagi. Pak Shaff Ra pernah berciloteh dengan Hadist Melayu berkata “ Orang yang terbanyak dan lebih duluan dipanggil secara berdampingan adalah Kepala dan Bendahara “.
6.ALANG BABI (AMBIL LANGSUNG BARU BAGI).
Alang Babi adalah suatu keberanian yang sangat oleh pelaku. Uang langsung diambil dan dibagi-bagi untuk mempermudah merekayasa surat pertanggungjawaban agar pelaporan cepat dan lancer dan tidak saling menyalahkan bahkan “ tahu sama tahu “.
7.AMPOT BELA (AMBIL POTONG BENARKAN LAPORAN).
Ampot Bela adalah suatu pengambilan tingkat atas dimana dalam menyerahkan sejumlah uang langsung dipotong dengan imbalan, bila menyampaikan laporan pertanggungjawaban, dia membenarkan bahkan menunjukkan cara-cara bagaimana agar uang yang dipotong tidak ketahuan, Hal ini juga memberi kesan, pandai-pandailah mencari bagian dari sisa yang telah di potong itu, sedangkan pelaporan bisa diamankan.
Itulah “ Tujuh Cara Jadi Koruptor “ yang sedang berjangkit, tetapi payah dibuktikan kebenarannya.
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana
Di alam Ranah Nata khususnya dan di Indonesia pada umumnya terdapat tujuh cara untuk menjadi seorang bintang korupsi, disamping begitu banyaknya cara-cara lain yang melaksanakan korupsi waktu termasuk yang makan gaji buta. Berbagai cara telah dan sedang dilakukan untuk menjadi seorang koruptor, tujuh diantaranya adalah Adu Tala,Adu Banta,Tata Arus,Asi Bapa,Asi Baba, Alang Babi dan Ampot Bela yaitu ;1.ADU TALA ( AMBIL DULU TANPA MINTA ).
Adu Tala banyak dilakukan oleh penguasa dan pengusaha, dimana tanah adat/ulayat, tanpa di minta kepada Datuk dan Masyarakat Adatnya, mereka mengambil dan menguasainya serta menyawitkan lahan mata pencaharain masyarakat/rakyat tersebut.
Hal serupa dengan Adu Tala terjadi dimana-mana, dengan alas an ambil dulu (pakai), lalu melenyapkannya dengan berbagai cara menutupi agar tidak diketahui bahwa itu di ambilnya.
2.ADU BANTA ( AMBIL DULU BARU MINTA).
Adu Banta banyak dilakukan oleh kaum Hawa dimana untuk meminta sesuatu dia mengambilnya lebih dahulu. Hal ini sering terjadi dalam pengambilan tanaman di sawah ladang,kebun dan pekarangan rumah seperti tanaman bumbu dapur dengan cara dalam kata “cako bo ambiek batang kamumu, ma imbou ambo indak manyauik do “. Akhirnya si empunya tanaman berkata “ indak baa tu do, ambiek sajo la “.
3.TATA ARUS (TANPA DIMINTA AMBIL TERUS).
Tata Arus banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah yaitu ketika musim buah seperti mangga, mangga dodo,marapalam,pauoh,kuini,ambacang,durian dll. Tanpa meminta mereka mengambil buah-buahan diambil dan kadang berebutan mengambilnya ketika jatuh buah- buahana tersebut. Ini adalah kesalahan para orangtua dan terkadang orangtuanya menyuruh anaknya untuk pergi mencari buahan tersebut dikarenakan keadaan ekonomi yang parah.
4.ASI BAPA (AMBIL SIMPAN BARU PAKAI).
Asi Bapa banyak terjadi pada mereka yang memegang uang (Bendahara) dimana dalam mencapai bintang korupsi, dia mengambilnya dan menyimpannya dan bila tidak ketahuan, barulah uang tersebut dipakai. Selanjutnya diadakan rekayasa surat pertanggungjawaban agar tidak ketahuan, kemudian baru dipakai untuk kepentingan pribadinya atau untuk anak isterinya guna membesarkan anak-anaknya dengan uang haram tersebut.
5.ASI BABA (AMBIL SIMPAN BARU BAGI).
Asi Baba adalah suatu persengkongkolan atasan dengan bawahannya dimana mereka mengambil dan menyimpan lebih dahulu dan setelah direkaya surat pertanggungjawabannya, baru uang tersebut mereka bagi-bagi. Pak Shaff Ra pernah berciloteh dengan Hadist Melayu berkata “ Orang yang terbanyak dan lebih duluan dipanggil secara berdampingan adalah Kepala dan Bendahara “.
6.ALANG BABI (AMBIL LANGSUNG BARU BAGI).
Alang Babi adalah suatu keberanian yang sangat oleh pelaku. Uang langsung diambil dan dibagi-bagi untuk mempermudah merekayasa surat pertanggungjawaban agar pelaporan cepat dan lancer dan tidak saling menyalahkan bahkan “ tahu sama tahu “.
7.AMPOT BELA (AMBIL POTONG BENARKAN LAPORAN).
Ampot Bela adalah suatu pengambilan tingkat atas dimana dalam menyerahkan sejumlah uang langsung dipotong dengan imbalan, bila menyampaikan laporan pertanggungjawaban, dia membenarkan bahkan menunjukkan cara-cara bagaimana agar uang yang dipotong tidak ketahuan, Hal ini juga memberi kesan, pandai-pandailah mencari bagian dari sisa yang telah di potong itu, sedangkan pelaporan bisa diamankan.
Itulah “ Tujuh Cara Jadi Koruptor “ yang sedang berjangkit, tetapi payah dibuktikan kebenarannya.
Langganan:
Postingan (Atom)